Salah Satu Cara Hilang Penat


Agus saat menceritakan Caffe D'Marangan


D'Marangan
Klasik nan Asik

Kali ini, saya dan beberapa teman mengunjungi caffe yang tengah viral di Kota Tenggarong. Caffe ini menjadi pilihan karena nuansa yang dibangun serasa membawa kita kembali ke zaman dulu. Ya era-era 80-90 an lah. Ditambah, pemilik yang ramah dengan ciri khas keklasikannya. Nah, awal kisah berdirinya Caffe ini karena si pemilik memiliki hobi unik.

Agus Riadi namnya. Sewaktu muda dia terbiasa nongkrong sampai tidak tahu waktu. Kopi dalam teko siap dituang ke sloki. Ngobrol bersama orang yang lebih tua, muda dan ditemani vespa-vespa yang terjajar rapi. Begitulah rutinitasnya sewaktu aktif di komunitas Vespa Tenggarong, salah satu kota di Kalimantan Timur.

Gaya asik dengan pakaian ala-ala pemuda 90an. Ditambah kendaraan yang digunakan. Pasti sudah dapat ditebak siapa dia. Apa lagi, beberapa tahun kebelakang ini gaya retro kembali poluler. Entah karena film atau apa? saya tidak tahu. Yang pasti muda-mudi di 2019 hingga 2020 sudah ramai-ramai mengenakan gaya ini. Itu terlihat di berbagai postingan mereka di media sosial.

Nah untuk menambah gaya klasik ini. Pemuda Tenggarong tak perlu capek cari tempat nongkrong. Salah satu caffe di kota yang terkenal dengan kerajaan Kutai ini mengusung gaya retro. Caffe D'Marangan namanya, yang berlokasi di Jalan Ahmad Dahlan, RT 9, Sukarame. Caffe milik Agus telah ramai jadi perbincangan di media sosial karena ke klasikalnya. Ya, mirip-mirip rumah bahari lah. Dari cerita Agus, dia tidak mengetahui bahwa di 2020 saat membuka caffe gaya retro sudah membuming.

Dia sendiri memiliki hobi mengumpul barang antik sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Hobi itu terus tumbuh hingga barang antik miliknya tak terhitung lagi. Dari radio, kamera, telepon rumah, helm dan yang tak ketinggalan Vespa.
Kopi Tubruk ala D'Marangan


Lokasi Caffe yang saat ini digunakan merupakan rumah yang hendak diolah menjadi musium pribadi. Tapi, lantaran keinginan memiliki usaha pribadi juga menjadi pilihan. Agus dan sang istri pun menggabungkan kedua ide tersebut. Walhasil jadilah Caffe Shop. Menjamurnya Caffe Shop sendiri menjadi tantangan buat Agus dan sang istri. Namun, karena memiliki keunggulan dihobi, Agus tak khawatir masalah itu.

Selain menjadi tempat nongkrong. Caffe yabg mengusung tema klasik ini kerap dijadikan sebagai lokasi prawedding. Terkadang juga disewa untuk kumpul keluarga, dan tempat rapat kantor.

Dengan barang antik yang telah dikumpulkan, serta munculnya keinginan membangun usaha. Dia menciptakan tempat kumpul layaknya rumah sendiri telah berhasil menghasut beberapa kaula muda dan orang-orang untuk nyantai di caffe-nya.
Beberapa minuman yang tersedia di D'Marangan

Lantas kopinya berbeda atau tidak ya? pertanyaan ini pasti muncul. Kopi tetaplah kopi. Yang membedakan setiap kopi adalah Barista. Kuncinya sang Barista harus mampu mengolah si hitam sebagai alat untuk menyihir penikmatnya. Dan tentunya yang tidak kalah dari itu adalah tempatnya.

Sasana yang dibangun dalam ruang Caffe D'Marangan yang klasik juga menjadi nilai plus tersendiri. Nyaman, tenang. Huuu ini menjadi penghasut yang kuat dan ditambah rasa yang istimewa dalam setiap minuman dan makanan yang disuguhkan. Dan, sejauh apa pun berpetualang untuk mencari kopi. Rasa kopi akan tetap sama. Begitu jawabannya ketika saya bertanya apa yang membedakan dari Caffe lain.

Dari kisah itu, saya dan teman-teman pun terhasut. Lebih dari tiga jam kami asik membicarakan kenangan. Berbagi kisah masa lalu yang menyenangkan. Dan saya pun harus kembali pulang lantaran adanya pekerjaan yang harus cepat diselesaikan.

Foto : Milik pribadi yang telah di terbitkan di Instagram @Indozenborneo dan @Resa_in @Mataa_kuu

Komentar

Postingan Populer